Health & Nutrition

Memahami Kaitan Antara Menopause dan Penyakit Osteoporosis

3 mins 28 January 2021

Menopause dan penyakit osteoporosis merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lainnya. Lantaran, menopause adalah salah satu penyebab utama mengapa perempuan lebih berisiko terkena osteoporosis dibanding pria. 

 

Faktor risiko inilah yang membuat adanya mitos di kalangan masyarakat yang menganggap bahwa penyakit osteoporosis hanya menyerang perempuan menopause saja. Mitos ini tidaklah benar, karena penyakit osteoporosis dapat menyerang siapa saja baik itu perempuan maupun pria dari berbagai usia yang bisa datang secara tiba-tiba. 

 

Oleh karenanya, osteoporosis juga dikenal sebagai “penyakit senyap” yang bisa muncul secara tiba-tiba dan sulit terdeteksi karena seringkali tidak menunjukkan gejala-gejala yang jelas. Sehingga, membuat banyak orang di luar sana yang menganggap sepele jenis penyakit tulang satu ini. 

 

Walaupun dianggap sepele oleh banyak orang, ternyata penyakit osteoporosis dapat merenggut kebahagian seseorang karena adanya gangguan pada sistem gerak. Hal ini membuat penderita osteoporosis memiliki keterbatasan mobilitas untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Bahkan, dalam kasus yang sangat parah osteoporosis dapat menyebabkan disabilitas di masa senja. Kondisi ini membuat penderita osteoporosis hanya bisa berbaring saja di tempat tidur dan tidak bisa beraktivitas kembali seperti sedia kala. 

 

Kebenaran tentang perempuan yang sudah menopause, sangat rentan mengalami osteoporosis adalah benar. Hal ini dikarenakan saat anda memasuki masa menopause, jumlah estrogen yang dihasilkan oleh tubuh menurun secara drastis. Fungsi hormon estrogen di tubuh adalah untuk mencegah pengeroposan tulang. 

 

Jadi, bila hormon estrogen yang diproduksi oleh perempuan semakin berkurang saat mengalami menopause. Hal ini menyebabkan perlindungan pada tulang juga semakin berkurang dan menyebabkan menurunnya massa tulang sehingga perempuan lebih rentan dan berisiko terkena osteoporosis.

 

 

Apa yang Menjadi Penyebab Perempuan yang Sudah Menopause Rentan Mengalami Osteoporosis?

 

Penyebab perempuan yang sudah menopause rentan mengalami osteoporosis disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini:

 

Kurangnya Hormon Estrogen

Hormon estrogen yang ada di tubuh akan turun drastis setelah perempuan memasuki masa menopause. Fungsi hormon estrogen yang diproduksi oleh tubuh adalah untuk melindungi tulang dari risiko pengeroposan tulang. Kondisi ini menyebabkan tulang perempuan menjadi jauh lebih lemah dan mudah mengalami pengeroposan.

 

Massa Tulang

Massa tulang antara perempuan dan laki-laki tentunya berbeda. Untuk laki-laki, massa otot yang dimiliki 30% lebih padat dibanding perempuan. Hal ini juga menjadi faktor risiko mengapa perempuan rentan terkena osteoporosis. Belum lagi, ada faktor pemicu lainnya yakni menopause dan bertambahnya usia yang membuat kepadatan tulang semakin menurun secara bertahap setiap tahunnya.

 

Faktor Keluarga

Faktor pemicu osteoporosis lainnya juga didorong oleh riwayat penyakit yang pernah dialami oleh anggota keluarga. Misalnya kakek maupun nenek anda pernah mengalami tanda-tanda osteoporosis sebelumnya. Hal ini bisa meningkatkan risiko osteoporosis pada perempuan, apalagi bila anda sudah memasuki masa menopause yang membuat kepadatan tulang menjadi kian berkurang.

 

Kurangnya Vitamin D

Perempuan yang sudah memasuki masa menopause akan mengalami kekurangan vitamin D. Perlu diketahui, nutrisi ini adalah salah satu nutrisi penting bagi perempuan agar tulang tidak mudah rapuh. Bila perempuan mengalami kekurangan vitamin D di tubuh, tentunya anda akan lebih berisiko mengalami kerapuhan tulang hingga osteoporosis. Karena seiring dengan bertambahnya usia dan menopause, kulit seseorang tidak lagi bisa menyerap vitamin D secara maksimal dari pancaran sinar matahari. Sehingga, perempuan rentan kekurangan vitamin D di tubuh yang dapat memicu osteoporosis.

 

Kurangnya Kalsium

Perempuan yang sudah mengalami menopause, membuat kemampuan tubuhnya untuk membentuk sel-sel tulang baru menjadi berkurang. Hal ini tentunya membuat perempuan berisiko mengalami osteoporosis karena regenerasi sel-sel tulang baru menjadi lebih lambat dibanding sebelum mengalami menopause.

 

Kurangnya Vitamin B12 dan B6

Setelah menopause vitamin B12 dan B6 di tubuh menjadi kian berkurang. Apabila tubuh kekurangan vitamin ini, maka dapat memicu pengeroposan tulang dan membuat tulang menjadi rapuh.

 

Kurangnya Vitamin C

Vitamin C di tubuh akan semakin berkurang ketika perempuan memasuki masa menopause. Bila begitu, produksi kolagen juga semakin berkurang. Kolagen adalah protein yang menjadi bagian dari struktur tulang. Sehingga, berkurangnya vitamin C di tubuh dapat meningkatkan risiko osteoporosis bagi perempuan saat menopause. Hal-hal di atas adalah faktor penyebab yang membuat mengapa perempuan menopause rentan terkena osteoporosis. 

 

Salah satunya dikarenakan perempuan menopause mengalami kekurangan nutrisi penting bagi tubuh yang berfungsi untuk melindungi tulang agar tetap kuat dan tidak mengalami kerapuhan misalnya kalsium, vitamin C, vitamin D, serta vitamin B12 dan B6. Selain itu, ada juga faktor lainnya yang memicu risiko osteoporosis pada perempuan menopause yakni massa otot yang lebih tipis dibanding pria dan faktor genetika (keturunan).

 

 

Mengurangi Risiko Osteoporosis dengan Anlene

 

Berkurangnya nutrisi penting di tubuh setelah menopause, membuat perempuan menjadi lebih rentan dan berisiko terkena osteoporosis. Cara terbaik untuk mencegah osteoporosis adalah memenuhi nutrisi-nutrisi penting tersebut dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi nutrisi dan vitamin untuk menjaga kesehatan tulang, otot, dan sendi.

 

Selain itu, lengkapi dengan mengonsumsi Anlene Gold Plus minimal 2 gelas sehari yang akan membantu anda mendukung kebebasan gerak aktif tanpa khawatir osteoporosis. Anlene Gold Plus akan memberikan kamu nutrisi lebih dengan kandungan tinggi kalsium, kolagen, protein plus tinggi serat, kalium dan tanpa adanya penambahan gula untuk tulang, sendi dan otot yang kuat dan sehat, kadar kolesterol, tekanan darah dan gula yang stabil.